Minggu,7 Februari 2021
Tantangan Menulis Blog hari ke-7
Lomba Blog PGRI
Menulis Tanpa Ide yang Muncul
Oleh Lusia Wijiatun,S.Pd
Sudah beberapa menit ini bu Widi menghadap laptopnya,namun belum juga ada ide yang –muncul. Susah sekali menemukan ide,apa yang akan ditulisnya malam ini. Baiklah kelihatannya bu Widi akan tetap menulis,lihatlah kedua jari telunjukanya sudah mulai menari-nari. Ia hanya kedua telunjuknya saja yang digunakannya nuntuk menulis. Itulah kemampuan yang dimilikinya.Bu Widi tidak bisa menggunakan seluruh jarinya.Tapi bu Widi tetap merasa bersyukur atas kemampuan yang dimilikinya itu.
Sebenarnya, sejak pulang dari Gereja ia disibukkan dengan kegiatannya bersih-bersih rumah dan merapikan beberapa tanaman hias yang ada din teras rumahnya. Kesempatan libur di hari minggu ini digunakan bu Widi sebaik-baiknya. Termasuk mengganti tanah dibeberapa tanaman yang sudah waktunya harus diganti. Beberapa tanaman sudah tua dan perlu diremajakan kembali. Bu Widi yang tadinya tidak begitu menyukai cocok tanam,sejak pandemi ini mulai bercocok tanam tanaman hias ini.
Awalnya hanya ikut ikutan saja, kemudian jadi suka, benar peribahasa mengatakan Tak kenal maka tak sayang. Sekarang bu Widi sudah menyukai cocok tanam tanaman hias ini. Beberapa tanaman hias sudah memenuhi teras rumahnya. Hampir setiap hari ia memandang tanaman itu. Sebelum berangkat sekolah, dan ketika pulang pun selalu dilihatnya.Bu Widi tersenyum gembira melihat tanamanya itu.
Tak terasa waktu berlalu begitu cepat matahari sudah berada pas di atas kepala, bunyi lonceng gereja terdengar dari kejauhan, sebentar lagi azanpun akan berkumandang. Bu Widi menghentikan kegiatannya. Bu Widi mencuci tangan dan melanjutkan pekerjaan yang lainnya.
Menjelang sore, Bu Widi duduk santai diruang tengah, remot televisi sudah berada ditangannya.Baru saja mulai menyalakan televisi, tiba-tiba terdengar ketukan pintu. Tok,tok,tok ...kulonuwun,terdengar suara dari luar. Suami bu Widi lebih cepat menyahut,” Monggo,” dan segera berdiri menuju ke pintu.
Ternyata pak Ketua Lingkungan, suami bu Widi segera mempersilahan masuk. Bu Widi segera keluar, katanya,”Monggo pak de.”Dalam hati bu Widi bertanya-tanya,ada apa ya, kegiatan apa lagi ya? Bukannya kemaren baru saja rapat pembentukan panitia kegiatan, meskipun hanya 15 orang.
“Ada apa pakde, ada yang dapat saya bantu?” tanya bu Widi.Pakde tersenyum dan segera menyampaikan maksud kedatangannya.
“ Begini bu, pakde ke sini bermaksud menyampaikan suatu permintaan,” katanya.
“ Maksudnya apa, pakde?” bu Widi kembali bertanya. Pakde pun mengutarakan maksudnya.
Pakde yang merupakan ketua lingkungan itu ternyata bermaksud untuk mencalonkan bu Widi untuk menjadi pengurus di komunitas Gereja
Memang beberapa hari ini bu Widi sibuk membuat laporan petangung jawaban keuangan yang selama ini bu Widi sebagai bendaharanya. Bu Widi berharap setelah kepengurusan periode ini, ia merasa bahwa tugasnya sudah selesai. Tidak menduga sama sekali bahwa pemilihan pengurus periode berikutnya, bu Widi akan dicalonkan kembali. Bu Widi merasa bingung,bagaimana kalau terpilih kembali, berarti masih mempunyai tangung jawab dalam tugas ini. Tapi tidak apa-apa, atas persetujuan suaminya,ia bersedia. Tugas sosial ini merupakan salah satu bentuk pengabdian bu Widi terhadap lingkungan Gereja. Bu Widi yakin bila tugas seperti ini dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab dan iklas akan mempunyai makna dalam hidup ini.
Mengutip dosensosiologi.com Pengertian Kegiatan Sosial adalah suatu agenda yang dilakukan bersama dengan anggota masyarakat yang ada di lingkungan sekitar. Kegiatan yang dilakukan berorientasi pada kepentingan bersama, atas dasar inilah kegiatan akan senantiasa melibatkan makna partisipasi di masyarakat.
Menurut Kamus besar bahasa Indonesia, kegiatan sosial berasal dari kata dasar sosial. Sosial selalu berkaitan dengan masyarakat. Sosial juga berkaitan dengan kepentingan umum. Sifat yang lebih mementingkan kepentingan umum, suka menolong, dan lain-lain. Kegiatan sosial lebih pada sesuatu yang melibatkan masyarakat dalam berbagai jenis program yang ada di masyarakat.( https://dosensosiologi.com/kegiatan-sosial/)
Berdasarkan penjelasan di atas, maka tidak ada salahnya bu Widi menerima tugas itu. Tugas sebagai calon pengurus pada periode berikutnya. Kalaupun terpilih kembali,bu Widi akan melasanakan tugas itu dengan tulus dan iklas serta penuh tanggung jawab. Kalau pun tidak terpilih, bu Widi akan menerima dengan lapang dada dan mengucapkan selamat kepada pengurus terpilih. Dan yang lebih penting bu Widi bersedia mendapingi pengurus yang baru bila dibutuhkan saran dan ide, pun tenaga.Semoga kegiatan dapat berjalan dengan lancar tanpa halangan suatu apapun. Amin,semoga.
Salam Literasi
Salam sehat dan Bahagia
Lusia Wijiatun,S Pd
No pokok anggota PGRI 07030489783
Hebat sekali, cerita yang mengandung istilah ilmiah lengkap dengan rujukan. Bu Wiji atau Bu Widi ya, yang dicalonkan. He he he.
ReplyDelete