Jumat,12 Februari 2021
Tantangan Menulis Blog hari ke-12
Lomba Blog PGRI
Hidup adalah Anugerah
Oleh Lusia Wijiatun,Spd
Hidup adalah anugerah, hidup adalah kesempatan,mari kita melaksanakan hidup ini dengan banyak melakukan kebaikan. Lakukan hal-hal yang dapat menyenangkan orang lain. Bila tidak bisa menyenangkan orang lain,jangan menyakiti.Hidup ini sementara,hanya merupakan suatu peziarahan, kita tidak tahu bila waktunya tiba.
Hari ini, bu Widi mengunjungi tetangganya yang sedang mengalami musibah,untuk membantu mempersiapkan hidangan yang akan digunakan nuntuk mendoakan suaminya yang baru saja meninggal tiga hari yang lalu.
Sebut saja Eno,menginggal dunia pada usia kurang lebih 45 tahun,ya masih muda
memang. Meninggalkan seorang istri dan dua orang anak yang masih kecil. Menurut
cerita istri dan saudara-saudaranya Eno meninggal karena kecelakaan ditempat
kerjanya. Kronologisnya Ketika sedang bekerja memplester dinding rumah di
lantai dua tempat ia bekerja, Eno terpeleset. Saat itu Eno berusaha pegangan
apa yang ada didekatnya,namun tak dapat melakukannya. Iapun jatuh ke lantai
satu,saat jatuh dilantai satu tubuhnya menimpa molen yang sanagt besar.Kepalanyapun
terbentur molen itu.
Menurut wikipedia.com, molen adalah mesin yang digunakan untuk mengaduk beton,mesin dapat berbentuk mesin statis,semi mobile maupun full mobile.Molen yang berbetuk lonjong tidak dapat menahan dirinya, hingga iapun jatuh ke tanah.
Kedua adiknya yang sedang ikut bekerja pun segera turun menuju arah jatuhnya Eno, Eno tergeletak tak bergerak. Ia pun segera dilarikan ke rumah sakit. Di rumah sakit sudah memdapatkan pertolongan dan perawatan. Namun Tuhan berkehendak lain. Enopun menghembuskan nafas terakhir di rumah sakit.Semoga arwahnya diterima di sisi Tuhan dan diampuni segala dosanya. Amin
Eno adalah sosok yang pendiam, bila berbicara seperlunya saja. Namun ramah dan suka menolong. Kedua anaknyapun sangat dekat dengannya. Hari itu ia sangat gembira,dengan penuh semangat ia melakukan pekerjaannya. Namun tidak disangka-sangka hari itu iapun pergi untuk selamanya.
Pulang dari rumah tetangganya itu, Bu Widi segera merenungkan kembali,makna dari hidup.Itulah hidup, hidup penuh misteri yang tak dapat kita ketahui,sampai kapan akhir hidup ini. Yang kita tahu kita menjalani hidup ini dengan melakukan segala sesuatu untuk memenuhi kebutuhan hidup kita. Hidup penuh rintangan dan godaan, kita pun harus bijak dalam menjalaninya.Anugerah hidup yang hanya sementara ini adalah milik yang Kuasa.Hidup atau mati pun kita ini milik-Nya, kita akan kembali kepada-Nya.
Melalui pengalaman ini, bu Widi semakin sadar, bahwa hidup yang singkat ini harus dijalani dengan penuh syukur dan selalu berbuat baik beramal kasih. Mari kita jalani hidup ini dengan penuh makna agar hidup kitapun bermakna bagi kita, keluarga, masyarakat sekitar serta bagi bangsa dan negara.Semoga
Salam Literasi
Salam sehat dan Bahagia
Lusia Wijiatun,S Pd
No pokok anggota PGRI 07030489783
lusiaucis07.blogspot.com
Inspiring ceritanya, bu.
ReplyDeleteterimakasih bu Pipit.
Delete