MOTIVASI MENULIS SETIAP HARI dan
MENERBITKAN BUKU
Resume kuliah on line Bersam
OmJay
Jumat 1 Mei 2020
Nara Sumber Bapak Dadang
Kadarusman
Seperti biasa kuliah online
bersama OmJay sejak bulan Ramadhan
dimulai pukul 13.00, seperti biasa saya juga hadir dan duduk rapi.Kuliah siang
ini OmJai mengundang Bapak Dadang
Kadarusman.
Beliau adalah seorang
Motivator terkenal Indonesia dan Pembicara Nasional.
Tak lupa pak Dadang
mengucapkan salam dan ucapan terimakasih atas kebaikan hati OmJay yang telah mengajaknya untuk ambil bagian
dalam kegiatan ini, terimakasih pula beliau sampaikan kepada peserta karena
sudah berkenan menyimak topik yang akan disampaikannya. Beruntung sekali
penulis beserta peserta lain dalam pembelajaran ini Om Jay selalu menghadirkan
penulis-penulis ternama yang sungguh hebat.
Sebagai pengantar Pak Dadang
menceritakan bahwa beliau anak seorang guru Sekolah dasar, waktu itu ayahnya selalu membawakan buku-buku
bacaan. Sejak itulah beliau suka membaca,dan dari kesukaannya itu beliau
menjadi penulis,bahkan sejak kecil ketika masih duduk di SD beliau sudah
menulis,Mulai ahtif mengikuti lomba-lomba sejak SMP, Sampai saat ini sudah 40
tahun . Mulai dipercaya penerbit kira kira 10 tahun yang lalu, butuh waktu 30
tahun. Tapi, Kondisi saya dulu beda dengan sekarang. Dulu, penerbit hanya
sedikit. Dan mereka punya bargaining power yang sangat tinggi. Maka mereka sulit
ditembus. Sekarang, ada banyak penerbit,
bahkan menerbitkan sendiri pun bisa.
Materi yang disampaikannya hari ini bertema Menulis
Setiap Hari dan Menerbitkan buku.
Yang harus diketahui bila ingin menjadi penulis adalah
Cara menerbitkan buku
Pak Dadang menjelaskan,
penulis harus tahu untuk menerbitkan buku hari ini sangatlah mudah,berbeda
dengan 20 tahun lalu. Ditolak oleh penerbit itu biasa, Sekarang tantangan
terbesar yang harus dihadapi adalah bukan pada menerbitkan bukunya, melainkan
pada Menulis Setiap Harinya.
Jika bisa menulias setiap hari
,maka akan sampai pada titik dimana kualitas tulisan akan sangat menarik bagi penerbit, tidak
mampu mendatangi penerbit?mereka yang datang kepada kita. Buku-buku yang hasil
karya pak Dadang merupakan hasil dari penerbit datang dan menawarkan menerbitkan naskah. Wah enak sekali ya, hal
yang dialami oleh pak Dadang.
Cara menulis setiap hari adalah
1 Penerbit akan datang jika skiil menulis penulis
sudah sesuai yang dicari oleh penerbit.
2.Jangan berpikir menerbitkan buku itu susah,bahkan
gampang banget.
3. Bagaimana sesorang bisa menulis?
Menulis setiap hari, butuh
skill dimulai dari sebuah pertanyaan,
Menulis setiap hari SupraiiS
banget,bahkan mempunyai hasil bukupun ternyata tidak menulis setiap
hari,apalagi ada penulis yang menerbitkan buku bukan hasil karya mereka
sendiri,tapi dengan membayar yang membantu menuangkan pikiran dengan skill si
propfesional dan diterbitkan atas nama seseorang.Seseorang yang hanya
menerbikan buku mungkin hanya sekali saja karena ia bergantung pada orang
lain,berbeda dengan orang yang siap mengasah ketarmpilan tanpa memikirkan hasil
karya orang lain.
Why?
Mengapa kita menulis setiap
hari? Alasannya adalah
1. "Alah Bisa Karena Biasa , perfentif pembelajaran
yang sudah dikenal,bila melakukan sesuatu setiap hari akan mahir dalam melakukannya,contohnya sebagai guru sudah biasa menasehati anak didiknya agar membiasakan diri untuk melakukan sesuatu,Demikian pula hal nya dengan menulis. Jika setiap hari menulis maka akan mahir dalam menulis.Begitupun sebagai dosen setiap hari bicara,namun tidak biasa menulis.Itulah perlunya Setiap Hari Menulis,agar kelak terampil menuangkan gagasan bukan hanya melalui lisan saja.Melainkan dalam bentuk tulisan.
2. Menulis
setiap hari itu menjaga keselarasan
antara otot-otot tubuh kita,juga jiwa.
Kalau sudah
terbiasa menulis ,meliaht apapun selalu ingin menterjemahkan apa yang dilihat
dalam bentuk tulisan, itu terjadi secara refleks, begitupun ketika melaraskan sesuatu.
Orang yang
tidak terbiasa menulis,akan memendam perasaan itu atau butuh seseorang yang mau
mendengarkan, padahal belum tentu ada yang mau mendengarkan, tapi bila suka
menulis maka terbiasa punya teman untuk mencurahkan perasaannya, yaitu selembar
kertas dan pena kalau dulu.Kalu sekarang lebih gampang,tinggal ambil smstphone
dan bisa mencurahkan di sana.
3. Menulis
setiap hari merupakan healing remedy., jika terbiasa menulis akan menjadi
pribadi yang sehat.
Karena
seorang penerbit buku sejati,bukanlah orang yang meminta bantuan orang lain
untuk menuliskan naskah bukunya, melainkanorang yang berkemampuan untuk menuliskan sendiri naskahnya secara mandiri.
Kemampuan
diasah dengan cara berkomitmen untuk
tidak melewatkan 1 haripun dalam hidup tanpa menulis
Jika
penulis akan bersungguh-sungguh ingin menjadi penulis handal, maka harus berkomitmen
menulislah setiap hari.
Contohnya:
1 hari 1 artikel,kalau ukuran jumlah artikel berarti tidak ditentukan jumlah kata,
kalu mau
mengirim artikel di koran ditentukan jumlah kata,hal itu membuat penulis pemua
kesulitan,karena bukanlah hal yang mudah untuk menuangkan gagasan secara indah
dengan jumlah yang kata yang ditentukan.
Ukurannya
adalah satu artikel,
Artikel
adalah,suatu paparan yang menuat buah pikiran
penulis sehingga dapat dipahami oleh orang lain.
Yang
penting adalah 1 hari ada karya tulis yang kalau dibaca orang lain,mereka
dapat memahami.
Bagaimana
kalau ga ada yang membaca?
- Tidak usah baper
- Belum tentu feedbacknya positif
- Tidak sedikit orang berhenti menulis karena
feedbacknya negatif, yang penting menulis dulu.Kalau sudah memenuhi standar
minimal untuk dibaca orang,harus yakin bakal dibaca.
WHAT? Makes you write something?
Petanyaan yang sedaerhana tapi bila tidak menemukan jawaban yang
tepat,maka akan berhenti ditengah jalan.Yok, kita tanya diri kita,
Apa tujuan menulis?
1. Ada
yang akan mendapatkan uang,karean butuh biaya sekolah. Hal ini lebih banyak
gagalnya daripada berhasilnya. Lebih banyak yang dikembalikan redaksi daripada
diterbitkan. Menulis untuk mendapatkan uang bukanlah nilai pribadi.
Menulis
bukan untuk uang
2. Sumber
ide penuliasan bisa sangat banyak.
Contohnya hala-ha
yang ditangkap oleh pacaindra, apa saja misalnya bunyi AC,orang lewat di depan
rumah, bunyi praaang panci jatuh,itulah ide yang butuh sentuhan berupa pikiran
yang kemudian menuangkan hasil olah pikir itu ke dalam tulisan,rangsangan
selalu ada setiap hari,maka sebenarnay busa menulis setiap hari
Intinya
bahwa Setiap ada ide di sanalah sumber tulisan kita.
Pada sesi tanya jawab pak
Dadang memnjelaskan cara mudah menerbitkan buku.
Sangat berbeda dengan
sekarang.
Dulu, penerbit hanya sedikit.
Dan mereka punya bargaining power yang sangat tinggi. Maka mereka sulit
ditembus. Sekarang, ada Sangat banyak penerbit. bahkan menerbitkan sendiri pun
bisa.
Kalau kita masih pemula,
sebaiknya tidak usah menerapkan terlalu banyak kriteria penerbit. Karena kita
yang masih pemula butuh mereka kan ya. Strateginya paling gampang adalah; terus
ikut kursus menulis seperti ini, lalu bikin naskah sambil konsultasi terus
dengan penyelangara. Omjay, misalnya. Saya yakin beliau bisa menghubungkan kita
dengan penerbit. Jadi ininya seperti saya jelaskan diawal; Fokus dulu kepada
proses mengasah skill menulisnya saja. Lalu biarkan hasil karya itu berseliweran
diruang publik. Nanti, bakal seperti bakal jadi seperti lampu yang menarik
perhatian para laron.
Dalam menulis 'Paksaan' adalah sebuah proses
yang efektif untuk mendisiplinan seorang pembelajar yang belum memiliki
'refleks menulis' sendiri. Saya misalnya, sudah mulai menulis sejak SD. Tapi
menulis setiap harinya barus setelah bekerja dibisa HR. Bahkan bagi yang sudah
biasa menulispun butuh dipaksa.
1) Mengenai Thema, dalam tahap belajar; TIDAK
USAH KHAWATIR SOAL TEMA dan sistematika penulisan. Pokoknya nulis saja. Tidak
usah takut salah. toh ini bukan UN kan? Kalau saya bicara dengan penulis yang
sudah pro, saya menuntut mereka hasil karya yang pro. Tapi, bagi pembelajar,
yang terpenting adalah; kemauan untuk terus praktek menulis. Lalu, bersedia
mendengar masukan dari orang lain untuk perbaikannya
2. Berapa banyak perhari? Targetkan 1
karya tulis. Sepanjang apa? Berapa kata? Bebas. yang penting, karya tulis itu
bisa menampung buah pikiran sehingga pembaca mengerti. Contoh,. jika kita ingin
menulis dengan tema "PANTANG MENYERAH" misalnya. Tulisan bapak tidak
usah 1000 kata. Cukup 2 atau 3 paragraf saja. Lalu, minta orang lain baca. Jika
mereka bisa menerima atau mengerti ide yang ingin bapak sampaikan, berarti
tulisan itu sudah menjadi 1 artikel. Nanti, panjang dan bobot tulisannya
pelan-pelan ditingkatkan
3. Tidak ada standar berapa lama masa
pengumpulan. kecuali jika bapak punya kontrak dengan penerbit. Misalnya
disepakati dalam 2 bulan naskah harus selesai. Kalau bapak menulis untuk tujuan
lain, maka waktunya bisa beda lagi.
Yang penting dalam menulis adalah
Temukan, hal apa yang bisa membuat ingin menulis. Atau apa tujuan menulis. Jika
sudah ketemu, nanti akan dengan sendirinya menulis secara produktif.
Pada akhir pertemuan pak Dadang
memberi penguatan dengan ucapan sebagai
berikut,
Menulis itu buat diri kita sendiri.
Bukan buat orang lain. Jadi, berikanlah yang terbaik kepada tulisan kita
sendiri. Sehingga mendapat yang terbaik dari kita berikan. Sedangkan para
pembaca, adalah pihak yang ikut menikmati manfaatnya. Dengan begitu, maka lewat
tulisan kita; kita menjadi pribadi yang lebih baik terlebih dahulu. Sambil
mengajak orang lain untuk menemani perjalanan menuju perbaikan diri itu. So
teruslah menulis. Karena dengan menulis, engkau melayani diri sendiri dan
memberi manfaat kepada orang lain.
No comments:
Post a Comment