Terbitkan Bukumu,Catatkan
Sejarah
Nara Sumber : Farrah Dina,M.Sc Founder Tangga Edu
Hari ketiga belas bulan Ramadhan,
Rabu 6 Mei 2020 Group Belajar Menulis
bersama On Jay dimuali pukul 13.00. Saat ini Om Jay menghadirkan seorang nara
sumber yang masih muda belia,tapi pengalamannya sungguh luar biasa. Beliau lahir di Jakarta, 17 Maret 1980, beralamatkan di Cibubur Blok 4 no 13 Cimanggis Depok, Prestasi yang diraihnya adalah sebagai
penerima beasiswa dari kementrian Pendidikan Jepang(Monbukagakusho) untuk program
Teacher Training 2014), sebagai perwakilan Indonesia dalam program Global Women
in Management DC (2009),Lulusan terbaik .
Fakultas Pertanian Bogor dan
mahasiswa terbaik nasional,. Saat ini beliau beraktifitas sebagai Pendiri dan
ketua Yayasan Tangga Edu, selain itu juga sebagai pelatih guru, penulis dan
direktur Internal dan Sekolah Indonesia Heritage Foundation dan aktif di Koalias
Bogor Sehat, sebagai kordinator Advokasi pada tahun 2001-2003.
Perkenalkan, saya Farrah Dina
pendiri Tangga Edu. Terima kasih atas kesempatannya hari ini. Saya menudlis 20
judul buku, berkaitan dgn pendidikan untuk guru & orang tua serta buku2
bergambar untuk anak. Berikut sudah saya siapkan khusus untuk grup ini tautan
youtube untuk sharingnya.Itulah kalimat yang diucapkan untuk mengawali sharingnya.
Tema yang disampaikannya
adalah “Terbitkan Bukumu,Catatkan Sejarah.
Membaca buku sama saja
berbicara dengan orang masa lalu dan pastinya setiap orang akan dikenang dalam
sejarah. Karena itu akan mencatatkan dalam sejarah,maka yang akan ditinggalkan
adalah sebuah buku.Salah satu cara untuk menulis catatan abadi itu adalah
menerbitkan buku.
Permasalahhnya adalah
menerbitkan buku dengan membuat buku itu berbeda.
Membuat buku bisa dilakukan
oleh siapa saja bahkan sekarangpun orang bisa saya menerbitkan buku.
Menerbitkan buku adalah suatu
akaibat yang baik dari hasil dari buah pikiran kita. Namun yang terpenting adalah
sebagai penulis harus pandai mengasah pikiran intan mejadi berlian. Sebenarnya
hadirnya penulis itu karena pembaca.
Penulis itu tidak artinya tanpa pembaca.
Sebagai tulisan yang akan
diterbitkan, hadirnya penulis dibarengi oleh pembaca.
Kalau buku itu mudah
ditebitkan.
Pada awalnya penerbitkan buku
bersama,tentang pendidikan kemudian menemukan pasission.
Menulis
dengan 4R. Apa itu 4R?
Renjana
,
pasioon amat sangat menarik,
sesuatu yang menjadi awal kesukaan kita kita cenderung ke mana. Mulailah dari
yang dikuasai atau disenangi. Kuasailah dengan baik maka akan mengalir,
bagaimana caranya, buku anak, novel,penelitian motivasi atau lain, lakukan yang
menurut kita paling mudah.
Awalnya membuat buku pedidikan. Buku anak, buku mahal, sangat
menjadi pasion , dapat mempunyai dampak yang baik anak indonesia.
Rutin
Bukan hanya rutin menulis,
tapi rutin membaca,apa yan dialami,apa yg dilihat supaya akan menulis, kosa
kata membaca tidak sama dengan kosa kata memnulis, usahan apapun genrenya untuk
membaca,sesuaikan genre lalu menulis, waktu dan tempat khusus menulis, setiap
orang mempunyai tempat khusus, perlu adanya ferdiktebel, menulis bisa kapan
saja ,dimana saja, tentang apapun, catat dan rekam, misalnya direkam, melihat
peristiwa, bahan ceritab harus detail,orang
yang memendam akan kalah denagn orang ya mengungkapkan, orang menunggu kalah
dengan orang yang melakukan.Jadi tidak memendam namun ungkapkan, tidak menunggu
tapi lakukan.
Review,
Setelah punya kumpulan review – review,saat menulis tidak usah dilihat,
tulis dulu biarlah mengalir,lihat alur kata, tidak perlu dilihat nama tokohnya,
peristiwanya. Pada tahap riviu penting
untuk melihat apa yang akan ditulis,alurnya,tokohnya, audiennya siapa, untuk
apa,aplikasinya ,risennya, sentifinya. Contohnya,Penelitian kelas, akan tumbuh
secara mendalam, Kuncinya,ketika menulis penilitian jangan sama dengan
jurnal,jadikan popular, sehingga menjadi
suatu yang populer, aftibel, penelitan menjadi kuat usahakan menjadi populer.
Ruang dari pembaca
Ketika riviu jangan
jadikan riviu kta yang terbaik, reviu dari pembaca terlebih dahulu dengan reviu
yang dituju sesuaikan denag renjana buku,
Bukan kita meminta mereka
membaca, fedback negatif, apa yang tidak menarik,apa yang kurang dari buku
itu.Jangan sampai menghilangkan jati diri penulis.
Riviu banyak hal yang tidak
terpikirkan, jadi ruang pembaca itu penting, menshare dimensos, siapapun yang
dapat membaca sehingga dapat membantu dalam perbaikan reviuw.
Demikian share dari bu
Farrah,semoga semakin memantapkan dalam menulis
Penjelasan yang singkat dan
jelas membuat apembelajran semakin ahtif,berikut cuplikan pertanyaan dari
peserta, ada beberapa pertanyyan yang hampir sama, hingga penulis hanya
meresumnya sekali.
Apakah kita harus melalui tahapan
4R itu agar buku yg diterbitkan berkualitas?
Tidak selalu seperti itu. Ini
dirangkum dari pengalaman-pengalaman penulis yg hebat yg sudah menerbitkan
banyak buku dan disukai. Mereka akan menulis yg betul-betul sesuai degen
renjananya lalu terbiasa menulis (rutin). Pada awal menulis buku, jangan kita
dipusingkan dengan editing & lain2nya yg nanti justru akan menghambat
jadinya sebuah naskah. Tapi setelah itu, baru dilakukan review berulang (dan
ini proses panjang). Seringkali bahkan naskah final sangat berbeda dari naskah
awalnya... Kekuatannya di review ini. Untuk ruang pembaca, tujuan kita menulis
adalah untuk dibaca jadi perlu mendengar masukan dari pembaca juga.
Bagaimana teknis / langkah
mengubah tulisan dari best practice menjadi tulisan populer?
Banyak buku-buku yang sekarang
best seller adalah buku2 ilmiah tapi disajikannya dalam bentuk populer tidak
penuh dengan data-data yang memusingkan. Sebaiknya ibu membaca contoh buku-buku
populer yang berdasarkan pendekatan ilmiah. Dari buku-buku ini yang diperhatikan mereka akan membahas
"Permasalahan" lalu "jawabannya" dengan sedikit memasukkan
teori pendukung. Jadi yang dibahas bukan teroinya, ada unsur emosi kuat yang
dibangun sehingga ada konektivitas dengan pembaca.
Beberapa contoh buku ilmiah
dibuat populer (maaf yang terbayang saat ini buku2 terjemahan), seperti: Good
to Great (penelitian dari 500 perusahaan sukses dunia, The Miracle of Endorphin
(pendekatan psikologis untuk metode pengobatan), The Leader in Me
(praktik-praktik di sekolah yang menerapkan 7 Habit).
Bagaimana menampilkan
"voice" pada buku populer atau membangun emosi, misalnya dengan
memasukkan isi wawancara, atau data-data non formal yangg lebih hidup.
Penulis pemula masih bingung menentukan passion dimana, Bagaimana kita mengetahui passion
dengan mudah/
Tidak sedikit orang yang masih bingung menentukan
passion. Memang ada orang-orang yang dari awal sudah tau apa bidang menulis
yang akan digelutinya dan ada juga yang butuh waktu. Cara paling ampuh adalah dengan terus menulis, nanti akan kelihatan
kecenderungan kita. Bahkan, dengan mengumpulkan bank tokoh, situasi, pengalaman
ke dalam bentuk rekaman/tulisan pun nanti akan terlihat apa yang menjadi
renjana kita. Kita bisa lihat dari bank yang sudah kita kupulkan, apa sih yang
menarik untuk kita yang mendorong kita untuk mengungkapkannya.
Apakah menulis buku anak-anak boleh ditambahkan
dengan tambhan khayalan dan imajinasi? Termasuk kategori apa?
Boleh sekali memasukkan imajinasi ke dalam
buku anak. Justru imajinasi itu kekuatan dari buku anak. Seperti binatang
berbicara, anak pergi ke ruang angkasa, berteman dengan robot, itu adalah
imajinasi.
Yang tidak boleh adalah takhayul
dan imajinasi yang mengandung kekekrasan. Saya pribadi keberatan dengan anak
durhaka menjadi batu, siasat membuh raksasa seperti dalam legenda asal-usul
danau batur.dan lain-lain.Sikap jahat akan ada akibatnya dan bisa dalam bentuk
imajinasi tapi sebisa mungkin berkaitan dengan perbuatannya dan tidak
berlebihan.
Apa yang ibu lakukan sehingga dapat menemukan passion ibu yaitu menulis buku
anak?
Saya menemukan renjana saya berawal dari
pendidikan saya di Amerika & Jepang yang di mana mereka sangat serius
memikirkan buku anak. TIdak halnya di Indonesia. Sebenarnya ini juga berawal
dari kebutuhan, saat di Jepang anak saya masih TK dan akan kembali ke Indonesia
masuk SD. Jadi saya harus mengajarkan membaca. Saya minta dikirimkan buku- buku
dari Indonesia tapi saya tidak puas. Lalu saya menulis buku sendiri dan
ternyata itu menyenangkan buat saya dan saya merasa bisa memberi solusi pada
permasalahan yang ada.
Selanjutnya saya juga melakukan
penelitian di bidang membaca usia SD dan salah satu hal yang dibutuhkan adalah
buku anak berkualitas dengan harga terjangkau. Ini yang menjadi motivasi
terbesar dan itulah passion.walaupaun tetap masih menulis dengan genre lain.
Karena rutinnya saya menulis
buku anak dan pendidikan, saya agak meninggalkan bentuk tulisan ilmiah. Pada
saat saya mengalami ini, saya "memaksa" diri saya untuk mengirimkan
rencana penelitian utk mendapat beasiswa. Denagn tenggat yang jelas akan jadi
motivasi untuk kita. Ini juga perlu dilakukan. Alhamdulillah dengan research
plan yang saya buat, saya bisa diterima di univ di jepang.
Apa yang melatarbelakangi ibu
mendirikan Tangga Edu dan juga bisa menjadi penulis?
Yang menjadi motivasi saya
adalah bagaimana memberi manfaat sebesar mungkin untuk negeri Indonesia
tercinta ini
Bagaimana memanage 4 R ini agar
menjadi sebuah kesatuan utuh untuk saling melengkapi dalam menulis?
LAKUKAN... itu kunci utamanya, Dengan melakukan maka yakinlah akan menemukan polanya
tersendiri. Yang perlu diingat adalah di awal, tulis dulu apa yang mudah untuk
kita, tapi perlu dipaksakan juga agar menjadi rutinitas. Dengan begitu kita
akan sangat terbiasa.... Saat ingin dipublish ke orang lain, maka perlu
dilakukan review berulang-ulang. Jangan lakukan review saat menulis di awal,
karena nanti tidak akan jadi karya karen kita berkutat dengan banyak hal. Selamat
menuli
Apakah seorang penulis harus
fokus pada satu passion atau genre tulisan agar tulisannya btul2 baik...dan mmg
ada tdk pngruh taste/rasa tulisan seseorang yang suka mngrjkn dua tulisan(fiksi
dn non fiksi) secara bersamaan?
Ini menarik sekali untuk
didiskusikan... Sebagai awal, tulis dulu sesuatu yang mudah bagi kita, yang
sesuai dengan renjana kita, yang kita senang saat menuliskannya. Ini gunanya
untuk memberi reward terhadap diri sendiri. Dengan jadinya naskah yang kita
sukai, itu ak…
Bagaimana caranya agar dapat
menerima tanggapan pembaca yang negatif pada tahap ruang bagi pembaca? Bagaimana tips mengubah penulisan ilmiah
menjadi penulisan populer?
Menerima tanggapan negatif
memang tidak mudah. Jangan sampai juga itu medemotivasi kita dan menghilangkan
jati diri kita. Saat kita mendengar tanggapan pembaca, yang perlu kita tahu
sebenarnya adalah penangkapan pembaca terhadap hasil tulisan kita. Apakah sama
seperti apa yang ingin kita sampaikan? Jika berbeda, apa yang berbeda (tentu
perlu ada ruang imajinasi yang berbeda antara pembaca dan penulis). Kemudian
"keseluruhan" atau "detail" apa yang tidak disuka. Kalau
tidak suka karena selera yang berbeda, maka bisa jadi pelajaran bahwa org dgn
persona seperti dia bukanlah target pembaca kita.
Jika tidak sukanya karena
"persepsi" atau "terjemahan" yang berbeda dari yang sebenarnya
ingin kita sampaikan, maka mungkin ada penulisan yang perlu diperbaiki
Bagaimana sebaiknya jika kita
berharap pembacanya tidak terlalu spesifik?
Pada tahap awal kita menulis maka sebaiknya
kita menulis untuk tujuan diri kita. Apa yang ingin kita sampaikan. Agar keluar
jati diri kita sambil kita melihat yang cocok dengan tulisan kita itu pembaca
yang bagaimana. BAru kemudian kita berkembang, mulai menulis berdasrkan
"pesanan" artinya kita tentukan dulu sasaran pembacanya. Misalnya menulis
untuk remaja maka ada bahasa-bahasa yang perlu disesuaikan, maka kita menulis dengan
"frame" pembaca di kepala kita... Nanti kita minta pendapat dari
pembaca yang dituju sesuai sasaran.
Apakah ibu menggambar sendiri
atau menggunakan jasa? Atau adakah cara lain mendapatkan gambar.
Buku Anak bagi saya itu suatu
kesulitan. Saya sudah mencobanya. Terbentur pada gambar, termasuk bila harus
meminta izin.
Membuat buku anak dengan desain
berjenjang di awal. Mulai dari pembaca pemula yang harus penuh dengan gambar.
Untuk ini tentu saya bekerja sama dengan ilustrator. Banyak komunitas2
ilustrator saat ini, termasuk di medsos. Tapi pada jenjang yang lebih tinggi,
buku anak akan lebih sedikit gambarnya bahkan tidak bergambar (novel
anak). Tentukan saja di jenjang mana ingin menuliskannya. JIka tertarik lebih
lanjut, akan ada workshopnya oleh Tangga Edu, silahkan ikuti media sosialnya IG
@tanggaedu & FB Tangga Edu untuk info terkini.
Bagaimana kiat menulis buku anak?
Kuncinya adalah sering
mendengarkan anak berbicara & memberikan buku kita pada anak agar kita tahu
responnya... Kemudian bisa kita evaluasi. Saat menulis untuk dewasa, apa yang
kita tuliskan akan ditangkap sama oleh pembaca. Tidak demikian dengan anak, hal
sederhana saja bisa dipersepsikan berbeda, tidak sama dengan apa yang kita
maksud.
Contoh proses kreatif menulis buku anak adalah
Menulis buku berjenjang maka
banyak pakem yang harus perhatikan.
Biasanya memulai dari sesuatu value yang
ingin dikenalkan pada anak tapi tidak dengan cara doktrin tapi tertangkap. Agar
dapat banyak ide, maka menonton film
anak, bergaul dengan anak2 & membaca buku2 anak. Contohnya buku
"Sihdeh & Robot" yang intinya mengenalkan cara menenangkan diri
dengan menarik napas panjang. Kecenderungan anak laki-laki agak sulit untuk
menenangkan diri saat marah, maka diambillah tokoh robot agar relate dengan
anak laki. Setelah itu dibuat prosesnya, termasuk membuat story board.... Dibaca
anak2, lalu review & revisi lagi dst... Dr masukan anak, bahkan judulnya
pun ada perubahan
Berapa persen dari ruang pembaca
dapat ditmpung masukannya dan bagaiman sikap kita dalam mnerima semua kritikan
itu agar tidak terbawa amarah.
Tidak ada rumus baku. Kita
siapkan diri kita untuk terbuka terhadap berbagai masukan. Tapi kita lihat,
kalau dia tidak suka karena berkaitan dengan selera yang berbeda, maka dia
bukan target pembaca kita dan ini informasi berharga bagi kita. Tulisan kita akan
memiliki target pembacanya sendiri. Tapi kalau pembaca tidak suka karena
interpretasi yang salah dari hasil karya kita, maka mungkin cara kita
menuliskannya perlu diperbaiki.
Apakah review buku yang
dimaksudkan adalah sebelum buku kita diterbitkan, maka buku itu kita berikan
kepada pembaca tertentu untuk membacanya lalu memberikan masukan positif atau
negatif dari buku yang kita tulis. Lalu, dikembalikan dan kita revisi setelah
itu baru diterbitkan?
Makasih omjai.
ReplyDeleteJos
ReplyDeleteteruslah berkarya
ReplyDeleteMntap
ReplyDeleteMantap resumnya www.sarastiana.com
ReplyDeleteterimakasih teman-teman atas kunjungan dan komennya.
ReplyDeleteMantap dan sangat menginspirasi. Makasih Bu
ReplyDeleteNumpang promo ya gan
ReplyDeletekami dari agen judi terpercaya, 100% tanpa robot, dengan bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% segera di coba keberuntungan agan bersama dengan kami ditunggu ya di dewapk^^^ ;) ;) :*