Wednesday, May 6, 2020

Kita Terbitkan Buku,Catatkan Sejarah

Terbitkan Bukumu,Catatkan Sejarah
Nara Sumber     : Farrah Dina,M.Sc Founder Tangga Edu

                                       
Hari ketiga belas bulan Ramadhan, Rabu 6 Mei  2020 Group Belajar Menulis bersama On Jay dimuali pukul 13.00. Saat ini Om Jay menghadirkan seorang nara sumber yang masih muda belia,tapi pengalamannya sungguh luar biasa. Beliau  lahir di Jakarta, 17 Maret 1980, beralamatkan di Cibubur Blok 4 no 13 Cimanggis Depok, Prestasi yang diraihnya adalah sebagai penerima beasiswa dari kementrian  Pendidikan Jepang(Monbukagakusho) untuk program Teacher Training 2014), sebagai perwakilan Indonesia dalam program Global Women in Management DC (2009),Lulusan terbaik .
Fakultas Pertanian Bogor dan mahasiswa terbaik nasional,. Saat ini beliau beraktifitas sebagai Pendiri dan ketua Yayasan Tangga Edu, selain itu juga sebagai pelatih guru, penulis dan direktur Internal dan Sekolah Indonesia Heritage Foundation dan aktif di Koalias Bogor Sehat, sebagai kordinator Advokasi pada tahun 2001-2003.

Perkenalkan, saya Farrah Dina pendiri Tangga Edu. Terima kasih atas kesempatannya hari ini. Saya menudlis 20 judul buku, berkaitan dgn pendidikan untuk guru & orang tua serta buku2 bergambar untuk anak. Berikut sudah saya siapkan khusus untuk grup ini tautan youtube untuk sharingnya.Itulah kalimat yang diucapkan untuk  mengawali sharingnya.

Tema yang disampaikannya adalah “Terbitkan Bukumu,Catatkan Sejarah.

Membaca buku sama saja berbicara dengan orang masa lalu dan pastinya setiap orang akan dikenang dalam sejarah. Karena itu akan mencatatkan dalam sejarah,maka yang akan ditinggalkan adalah sebuah buku.Salah satu cara untuk menulis catatan abadi itu adalah menerbitkan buku.

Permasalahhnya adalah menerbitkan buku dengan membuat buku itu berbeda.

Membuat buku bisa dilakukan oleh siapa saja bahkan sekarangpun orang bisa saya menerbitkan buku.
Menerbitkan buku adalah suatu akaibat yang baik dari hasil dari buah pikiran kita. Namun yang terpenting adalah sebagai penulis harus pandai mengasah pikiran intan mejadi berlian. Sebenarnya hadirnya  penulis itu karena pembaca. Penulis itu tidak artinya tanpa pembaca.  

Sebagai tulisan yang akan diterbitkan, hadirnya penulis dibarengi oleh pembaca.
Kalau buku itu mudah ditebitkan.

Pada awalnya penerbitkan buku bersama,tentang pendidikan kemudian menemukan pasission.

 Menulis dengan 4R. Apa itu 4R?

Renjana ,
pasioon amat sangat menarik, sesuatu yang menjadi awal kesukaan kita kita cenderung ke mana. Mulailah dari yang dikuasai atau disenangi. Kuasailah dengan baik maka akan mengalir, bagaimana caranya, buku anak, novel,penelitian motivasi atau lain, lakukan yang menurut  kita  paling mudah.
Awalnya membuat buku  pedidikan. Buku anak, buku mahal, sangat menjadi pasion , dapat mempunyai dampak yang baik anak indonesia.
Rutin
Bukan hanya rutin menulis, tapi rutin membaca,apa yan dialami,apa yg dilihat supaya akan menulis, kosa kata membaca tidak sama dengan kosa kata memnulis, usahan apapun genrenya untuk membaca,sesuaikan genre lalu menulis, waktu dan tempat khusus menulis, setiap orang mempunyai tempat khusus, perlu adanya ferdiktebel, menulis bisa kapan saja ,dimana saja, tentang apapun, catat dan rekam, misalnya direkam, melihat peristiwa,  bahan ceritab harus detail,orang yang memendam akan kalah denagn orang ya mengungkapkan, orang menunggu kalah dengan orang yang melakukan.Jadi tidak memendam namun ungkapkan, tidak menunggu tapi lakukan.

Review,
Setelah punya kumpulan  review – review,saat menulis tidak usah dilihat, tulis dulu biarlah mengalir,lihat alur kata, tidak perlu dilihat nama tokohnya, peristiwanya. Pada tahap riviu  penting untuk melihat apa yang akan ditulis,alurnya,tokohnya, audiennya siapa, untuk apa,aplikasinya ,risennya, sentifinya. Contohnya,Penelitian kelas, akan tumbuh secara mendalam, Kuncinya,ketika menulis penilitian jangan sama dengan jurnal,jadikan popular,  sehingga menjadi suatu yang populer, aftibel, penelitan menjadi kuat usahakan menjadi populer.

Ruang dari pembaca
Ketika riviu   jangan jadikan riviu kta yang terbaik, reviu dari pembaca terlebih dahulu dengan reviu yang dituju sesuaikan denag renjana buku,
Bukan kita meminta mereka membaca, fedback negatif, apa yang tidak menarik,apa yang kurang dari buku itu.Jangan sampai menghilangkan jati diri penulis.
Riviu banyak hal yang tidak terpikirkan, jadi ruang pembaca itu penting, menshare dimensos, siapapun yang dapat membaca sehingga dapat membantu dalam perbaikan reviuw.

Demikian share dari bu Farrah,semoga semakin memantapkan dalam menulis
Penjelasan yang singkat dan jelas membuat apembelajran semakin ahtif,berikut cuplikan pertanyaan dari peserta, ada beberapa pertanyyan yang hampir sama, hingga penulis hanya meresumnya sekali.

Apakah kita harus melalui tahapan 4R itu agar buku yg diterbitkan berkualitas?

Tidak selalu seperti itu. Ini dirangkum dari pengalaman-pengalaman penulis yg hebat yg sudah menerbitkan banyak buku dan disukai. Mereka akan menulis yg betul-betul sesuai degen renjananya lalu terbiasa menulis (rutin). Pada awal menulis buku, jangan kita dipusingkan dengan editing & lain2nya yg nanti justru akan menghambat jadinya sebuah naskah. Tapi setelah itu, baru dilakukan review berulang (dan ini proses panjang). Seringkali bahkan naskah final sangat berbeda dari naskah awalnya... Kekuatannya di review ini. Untuk ruang pembaca, tujuan kita menulis adalah untuk dibaca jadi perlu mendengar masukan dari pembaca juga.

Bagaimana teknis / langkah mengubah tulisan dari best practice menjadi tulisan populer?  
Banyak buku-buku yang sekarang best seller adalah buku2 ilmiah tapi disajikannya dalam bentuk populer tidak penuh dengan data-data yang memusingkan. Sebaiknya ibu membaca contoh buku-buku populer yang berdasarkan pendekatan ilmiah. Dari buku-buku ini yang  diperhatikan mereka akan membahas "Permasalahan" lalu "jawabannya" dengan sedikit memasukkan teori pendukung. Jadi yang dibahas bukan teroinya, ada unsur emosi kuat yang dibangun sehingga ada konektivitas dengan pembaca.

Beberapa contoh buku ilmiah dibuat populer (maaf yang terbayang saat ini buku2 terjemahan), seperti: Good to Great (penelitian dari 500 perusahaan sukses dunia, The Miracle of Endorphin (pendekatan psikologis untuk metode pengobatan), The Leader in Me (praktik-praktik di sekolah yang menerapkan 7 Habit).
Bagaimana menampilkan "voice" pada buku populer atau membangun emosi, misalnya dengan memasukkan isi wawancara, atau data-data non formal yangg lebih hidup.

Penulis  pemula  masih bingung menentukan passion  dimana, Bagaimana kita mengetahui passion dengan mudah/

 Tidak sedikit orang yang masih bingung menentukan passion. Memang ada orang-orang yang dari awal sudah tau apa bidang menulis yang akan digelutinya dan ada juga yang butuh waktu. Cara paling ampuh adalah dengan terus menulis, nanti akan kelihatan kecenderungan kita. Bahkan, dengan mengumpulkan bank tokoh, situasi, pengalaman ke dalam bentuk rekaman/tulisan pun nanti akan terlihat apa yang menjadi renjana kita. Kita bisa lihat dari bank yang sudah kita kupulkan, apa sih yang menarik untuk kita yang mendorong kita untuk mengungkapkannya.

Apakah  menulis buku anak-anak boleh ditambahkan dengan tambhan khayalan dan imajinasi? Termasuk kategori apa?
 Boleh sekali memasukkan imajinasi ke dalam buku anak. Justru imajinasi itu kekuatan dari buku anak. Seperti binatang berbicara, anak pergi ke ruang angkasa, berteman dengan robot, itu adalah imajinasi.
Yang tidak boleh adalah takhayul dan imajinasi yang mengandung kekekrasan. Saya pribadi keberatan dengan anak durhaka menjadi batu, siasat membuh raksasa seperti dalam legenda asal-usul danau batur.dan lain-lain.Sikap jahat akan ada akibatnya dan bisa dalam bentuk imajinasi tapi sebisa mungkin berkaitan dengan perbuatannya dan tidak berlebihan.

Apa yang ibu  lakukan sehingga dapat  menemukan passion ibu yaitu menulis buku anak?

 Saya menemukan renjana saya berawal dari pendidikan saya di Amerika & Jepang yang di mana mereka sangat serius memikirkan buku anak. TIdak halnya di Indonesia. Sebenarnya ini juga berawal dari kebutuhan, saat di Jepang anak saya masih TK dan akan kembali ke Indonesia masuk SD. Jadi saya harus mengajarkan membaca. Saya minta dikirimkan buku- buku dari Indonesia tapi saya tidak puas. Lalu saya menulis buku sendiri dan ternyata itu menyenangkan buat saya dan saya merasa bisa memberi solusi pada permasalahan yang ada.

Selanjutnya saya juga melakukan penelitian di bidang membaca usia SD dan salah satu hal yang dibutuhkan adalah buku anak berkualitas dengan harga terjangkau. Ini yang menjadi motivasi terbesar dan itulah passion.walaupaun tetap masih menulis dengan genre lain.
Karena rutinnya saya menulis buku anak dan pendidikan, saya agak meninggalkan bentuk tulisan ilmiah. Pada saat saya mengalami ini, saya "memaksa" diri saya untuk mengirimkan rencana penelitian utk mendapat beasiswa. Denagn tenggat yang jelas akan jadi motivasi untuk kita. Ini juga perlu dilakukan. Alhamdulillah dengan research plan yang saya buat, saya bisa diterima di univ di jepang.

Apa yang melatarbelakangi ibu mendirikan Tangga Edu dan juga bisa menjadi penulis?

Yang menjadi motivasi saya adalah bagaimana memberi manfaat sebesar mungkin untuk negeri Indonesia tercinta ini

Bagaimana memanage 4 R ini agar menjadi sebuah kesatuan utuh untuk saling melengkapi dalam menulis?
LAKUKAN... itu kunci utamanya, Dengan melakukan maka yakinlah akan menemukan polanya tersendiri. Yang perlu diingat adalah di awal, tulis dulu apa yang mudah untuk kita, tapi perlu dipaksakan juga agar menjadi rutinitas. Dengan begitu kita akan sangat terbiasa.... Saat ingin dipublish ke orang lain, maka perlu dilakukan review berulang-ulang. Jangan lakukan review saat menulis di awal, karena nanti tidak akan jadi karya karen kita berkutat dengan banyak hal. Selamat menuli

Apakah seorang penulis harus fokus pada satu passion atau genre tulisan agar tulisannya btul2 baik...dan mmg ada tdk pngruh taste/rasa tulisan seseorang yang suka mngrjkn dua tulisan(fiksi dn non fiksi) secara bersamaan?
Ini menarik sekali untuk didiskusikan... Sebagai awal, tulis dulu sesuatu yang mudah bagi kita, yang sesuai dengan renjana kita, yang kita senang saat menuliskannya. Ini gunanya untuk memberi reward terhadap diri sendiri. Dengan jadinya naskah yang kita sukai, itu ak…

Bagaimana caranya agar dapat menerima tanggapan pembaca yang negatif pada tahap ruang bagi pembaca?  Bagaimana tips mengubah penulisan ilmiah menjadi penulisan populer?

Menerima tanggapan negatif memang tidak mudah. Jangan sampai juga itu medemotivasi kita dan menghilangkan jati diri kita. Saat kita mendengar tanggapan pembaca, yang perlu kita tahu sebenarnya adalah penangkapan pembaca terhadap hasil tulisan kita. Apakah sama seperti apa yang ingin kita sampaikan? Jika berbeda, apa yang berbeda (tentu perlu ada ruang imajinasi yang berbeda antara pembaca dan penulis). Kemudian "keseluruhan" atau "detail" apa yang tidak disuka. Kalau tidak suka karena selera yang berbeda, maka bisa jadi pelajaran bahwa org dgn persona seperti dia bukanlah target pembaca kita.
Jika tidak sukanya karena "persepsi" atau "terjemahan" yang berbeda dari yang sebenarnya ingin kita sampaikan, maka mungkin ada penulisan yang perlu diperbaiki

Bagaimana sebaiknya jika kita berharap pembacanya tidak terlalu spesifik?

 Pada tahap awal kita menulis maka sebaiknya kita menulis untuk tujuan diri kita. Apa yang ingin kita sampaikan. Agar keluar jati diri kita sambil kita melihat yang cocok dengan tulisan kita itu pembaca yang bagaimana. BAru kemudian kita berkembang, mulai menulis berdasrkan "pesanan" artinya kita tentukan dulu sasaran pembacanya. Misalnya menulis untuk remaja maka ada bahasa-bahasa yang perlu disesuaikan, maka kita menulis dengan "frame" pembaca di kepala kita... Nanti kita minta pendapat dari pembaca yang dituju sesuai sasaran.

Apakah ibu menggambar sendiri atau menggunakan jasa? Atau adakah cara lain mendapatkan gambar.
Buku Anak bagi saya itu suatu kesulitan. Saya sudah mencobanya. Terbentur pada gambar, termasuk bila harus meminta izin.
Membuat buku anak dengan desain berjenjang di awal. Mulai dari pembaca pemula yang harus penuh dengan gambar. Untuk ini tentu saya bekerja sama dengan ilustrator. Banyak komunitas2 ilustrator saat ini, termasuk di medsos. Tapi pada jenjang yang lebih tinggi, buku anak akan lebih sedikit gambarnya bahkan tidak bergambar (novel anak).  Tentukan saja di jenjang mana  ingin menuliskannya. JIka tertarik lebih lanjut, akan ada workshopnya oleh Tangga Edu, silahkan ikuti media sosialnya IG @tanggaedu & FB Tangga Edu untuk info terkini.

Bagaimana kiat menulis buku anak?

Kuncinya adalah sering mendengarkan anak berbicara & memberikan buku kita pada anak agar kita tahu responnya... Kemudian bisa kita evaluasi. Saat menulis untuk dewasa, apa yang kita tuliskan akan ditangkap sama oleh pembaca. Tidak demikian dengan anak, hal sederhana saja bisa dipersepsikan berbeda, tidak sama dengan apa yang kita maksud.

Contoh proses kreatif  menulis buku anak adalah

Menulis buku berjenjang maka banyak pakem yang harus  perhatikan. Biasanya  memulai dari sesuatu value yang ingin dikenalkan pada anak tapi tidak dengan cara doktrin tapi tertangkap. Agar dapat banyak ide, maka  menonton film anak, bergaul dengan anak2 & membaca buku2 anak. Contohnya buku "Sihdeh & Robot" yang intinya mengenalkan cara menenangkan diri dengan menarik napas panjang. Kecenderungan anak laki-laki agak sulit untuk menenangkan diri saat marah, maka diambillah tokoh robot agar relate dengan anak laki. Setelah itu dibuat prosesnya, termasuk membuat story board.... Dibaca anak2, lalu review & revisi lagi dst... Dr masukan anak, bahkan judulnya pun ada perubahan

Berapa persen dari ruang pembaca dapat ditmpung masukannya dan bagaiman sikap kita dalam mnerima semua kritikan itu agar tidak terbawa amarah.
Tidak ada rumus baku. Kita siapkan diri kita untuk terbuka terhadap berbagai masukan. Tapi kita lihat, kalau dia tidak suka karena berkaitan dengan selera yang berbeda, maka dia bukan target pembaca kita dan ini informasi berharga bagi kita. Tulisan kita akan memiliki target pembacanya sendiri. Tapi kalau pembaca tidak suka karena interpretasi yang salah dari hasil karya kita, maka mungkin cara kita menuliskannya perlu diperbaiki.

Apakah review buku yang dimaksudkan adalah sebelum buku kita diterbitkan, maka buku itu kita berikan kepada pembaca tertentu untuk membacanya lalu memberikan masukan positif atau negatif dari buku yang kita tulis. Lalu, dikembalikan dan kita revisi setelah itu baru diterbitkan?

Betul  sekali,  bahkan apapun hasil tulisan kita, kita hadirkan pada pembaca & melihat tanggapannya  ini bahkan sebelum proses penerbitan, usaha individu penulis untuk mendapat masukan. Kalau sudah ke penerbit, maka ada mekanismenya lagi tapi kita pun sudah bisa jelaskan targetnya siapa, tanggapannya bagaimana kira hingga buku kita itu bisa dibilang layak terbit

8 comments:

  1. terimakasih teman-teman atas kunjungan dan komennya.

    ReplyDelete
  2. Mantap dan sangat menginspirasi. Makasih Bu

    ReplyDelete
  3. Numpang promo ya gan
    kami dari agen judi terpercaya, 100% tanpa robot, dengan bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% segera di coba keberuntungan agan bersama dengan kami ditunggu ya di dewapk^^^ ;) ;) :*

    ReplyDelete