Kamis Menulis
Pentigraf, Aku Kamu Dia
Lusia Wijiatun,S.Pd
Aku adalah seorang gadis yang sederhana,berasal dari keluarga sederhana,Wajahkupun juga sederhana, kata orang sih biasa-biasa saja.Tapi aku sangat bersyukur atas apa yang aku miliki. Karena merupakan suatu anugerah dari Tuhan Sang Pencipta. Tuhan memneri anugerah kepada setiap orang dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Dalam kekurangan aku tidak boleh minder, aku harus belajar sunguh-sungguh agar aku dapat menutupi kekurangan itu.Sebagai contoh aku lebih suka pelajaran matematika,maka aku belajar lebih giat, supaya aku sedikit berbeda. Hal ini membuat aku banyak mempunyai teman. Hingga suatu hari salah seorang teman selalu memndekatiku, awalnya hanya melihat PR, terus minta dijelaskan pada akhirnya kami semakin dekat.
Kamu adalah teman dekatku itu, hampir setiap hari datang ke rumahku untuk belajar. Kamu minta tolong agar aku selalu menjelaskan pelajaran itu. Padahal kamu juga mendengar penjelasan pak guru tadi kan? Tapi kamu selalu berkata,” Aku belum paham, jadi belum bisa mengerjakannya.” Dengan sukarela akupun membantu menjelaskan pelajaran itu. “Maaf ya, untuk hari ini kamu salin saja aku tidak sempat menjelaskanya,”Kataku.Begitulah hampir setiap hari kamu belajar bersamaku, begitu juga dengan pelajaran lainnya.
Hingga pada suatu hari kamu meninggalkan aku untuk melanjutkan sekolah ke kota lain. Kamu pun berpesan akan pulang setiap smester. Betul juga apa yang kamu katakan, setiap libur semester kamu selalu pulang. Hari begitu cepat berlalu,tak terasa aku dan kamu tumbuh semakin dewasa. Perasaan mulai berubah, kamu menyatakan cinta padaku. Saat itu aku dan kamu menjadi pasangan kekasih. Aku begitu setia menantimu, tak ada yang lain dihatiku selain dirimu. Begitu juga dengan kamu, Kamupun berjanji akan mengarungi bahtera rumahtangga bersamaku.
Namun apa yang terjadi? Setelah sekian lama aku setia kepadamu. Kamu mulai berubah, aku tak tahu mengapa kamu berubah? Tidak ingatkan akan janji yang pernah kamu ucapkan? Apa yang membuatmu berubah. Oh.... Ternyata ada dia yang membuat kamu berubah. Walau hatiku sakit dan kecewa aku tidak akan menunjukan kekecewaanku. Aku hanya berpikir, ternyata sia-sia sudah kesetiaanku selama ini. Ketika aku minta kepastian, ternyata kamu tidak memilih aku, dengan alasan ibumu tidak menyukai aku. Itu artinya kamu memilih dia kan? Baiklah, semoga kamu bahagia bersama dengan dia. Akupun akan berbahagia bersama yang lain, aku yakin Tuhan akan memberi yang terbaik sebagai pengganti kamu.
Salam Literasi
Salam Sehat dan Bahagia.
Huuf... Begitu mudah melypalan janji hanya karena alasan yang sesimpel itu..
ReplyDeleteNggak jodoh ya Bu Atik,sekarang sudah bahagia.
DeleteMelupakan semua janji manis,, karena ada dia
ReplyDeleteYa begitulah,kenangan lama hehehe
DeleteMelupakan semua janji manis,, karena ada dia
ReplyDeleteWaduh belajar bersamanya jadi berhenti. Ada udang di balik batu.
ReplyDeleteOrang ketiga dalam cinta memang sangat berbahaya.. Hehehe
ReplyDeleteWaduhhh...kok akhirnya jadi duka.
ReplyDeleteNamun sudah bahagia Bu Ai, duka lara telah sirna.
DeleteIya....kok akhirnya kamu sama dia.....siip pentinya
ReplyDeleteHehehe ga jodoh ya pak.
DeleteSemua gara-gara dia
ReplyDeleteNgga jodoh ya Bu Pipit
Deleteternyata tidak berjodoh bu...
ReplyDeleteBetul Bu Nunung, semua tinggal kenangan,kita sudah bahagia dengan pasangan masing-masing.
ReplyDeleteJodoh kita adalah jodoh yang paling baik menurut pandangan Allah swt.
ReplyDeleteTidak apa2, luka hanya sementara karena Tuhan memberi pengganti yg terbaik
ReplyDeleteWaduh... Lagi curhat sang mantan, keren... Tulisannya
ReplyDeleteCinta tak harus memiliki.
ReplyDeleteBetul pak D hehehe
DeleteHeemm raih cintaNya tdk akn pernah menyesal..
ReplyDeleteya, kita rah cinta yang lebih baik.
DeleteHmmmm... Selalu orang ketiga yang merupakan.
ReplyDeleteTenang... Tenang... Pasti akan ada yang lebih baik.
pasti, sudah di depan mata, Tuhan memdengarkan doa-doa kita.
DeleteLupakan dia, jemput kebahagianmu sendiri. Bismilah, Allah akan memberikan kekasih hati 1000 kali lebih baik dengan orang yang mengecewakanmu.
ReplyDeleteBetul bu Aam, gugur satu tumbuh seribu. hehehe
ReplyDeleteKamu memilih Dia karena alasan ibumu tidak menyukaiku. Sungguh menyakitkan
ReplyDelete