Hari ini Rabu, 3 Februari 2021
Pandemi Covid- 19 Belum Terkendali
Pandemi covid 19 belum juga terkendali,
hal ini membuat orang semakin khawatir mengahadapinya. Protokol kesehatan yang
sudah dilaksanakan dengan baikpun ternyata belum sepenuhnya dapat memutus
rantai penularan. Hal ini disebabkan karena adanya penularan yang begitu cepat. Orang yang terlihat sehat
sehat saja ternyata dinyatakan positif.
Pandemi covid 19 virus yang penularannya begitu cepat,hal ini menjadi momok yang menakutkan. Pasien yang mengalaminya harus segera diisolasi dan atau mengisolasi diri. Hal ini membuat para penderita merasa terkucilkan. Padahal tidak begitu, seperti yang terjadi di dekat rumah bu Widi ini. Penderita menutup diri,khawatir,takut dan cemas bahkan tidak mau mengangkat telepon bila dihubungi.Merasa bahwa tidak ada yang memperhatikan,tidak ada yang memberi dukungan.Perasaan yang demikian hendaklah dibuang jauh-jauh,karena perasaan yang demikian akan terbawa pikiran. Hal seperti inilah yang dapat menurunkan sistem imunitas tubuh kita. Sebaiknya hilangkan perasaan seperti itu. Yakinlah bahwa penyakit dapat disembuhkkan.Banyak berdoa,minum obat sesuai aturan,banyak mengkonsumsi vitamin dan sayuran.
Bu Widi ingin sekali menghibur dan memberikan dukungan,memberikan semangat kepada temannya itu. Namun niat baik belum tentu baik menurut orang lain,apalagi ketika mengalmi sakit yang selama ini memang ditakuti oleh banyak orang.
Dengan penuh kesabaran hampir setiap hari bu Widi menyapa,dan memberi dukungan, namun tidak juga direspon. Bu Widi dapat memaklumi keadaan temannya itu. Setiap hari walau hanya dengan ucapan,” Selamat berhari minggu,bagaimana kabarnya, bu? Semoga dengan ucapan demikian dapat menggugah hatinya agar dapat lebih bersemangat.
Suatu hari bu Widi menyapa lagi melalui chat dengan ucapan, Selamat pagi bu,bagaimana kabarnya hari ini?Beberapa saat menunggu, Puji Tuhan. Untuk kali ini dijawab dengan penuh kegembiraan demikian jawabannya, Selamat pagi bu, kami sekeluarga dalam keadaan baik dan sudah mulai beraktifitas.
Betapa senangnya bu Widi mendapat jawaban seperti itu,rasa heran,cemas yang menghantui dirinya hari itu hilang. Begitu membaca tulisan yang diposting temannya itu. Puji Tuhan, mereka sekeluarga baik-baik dan sehat serta sudah berahtifitas kembali sesuai dengan tugas mereka masing-masing.
Beberapa hari kemudian, tanpa
disangka-sangka buWidi bertemu dengan
temannya itu, rasa gembira tak tertahan ingin rasanya mengulurkan tangan,namun
niat itu diurungkan. Bu Widi juga merasa bahwa raut wajah temannya itu belum
sepenuhnya bergembira. Teman bu Widi merasa dirinya sangat menakutkan,orang-orang
tidak mau mendekat, takut semua orang melihat aku, bu, katanya dengan mata
berkaca-kaca. Untuk sementara ini aku tidak akan pergi ke mana-mana selain
bertugas,katanya lagi. Pulang dari dari sekolahpun aku selalu di rumah saja.Bu
Widi segera menghibur agar kesedihan temannya, tanpa bu Widi sadari iapun ikut
berkaca-kaca.
Sekali lagi bu Widi memberi penguatan
kepada temannya itu,dengan ucapan yang sabar ya menghadapi orang disekitar,
tunjukan bahwa ibu baik-baik saja dan jangan menutup diri, berperilakulah seperti
biasa dan tetap semangat, buWidi menambah ucapannya.
Temannya pun sedikit terhibur,dan mengucapkan terimakasih kepada bu Widi,kemudian mereka pulang ke rumah masing-masing. Semoga semakin cepat pulih, dan kembali percaya diri lagi. Mari kuta lawan korona denagn selalu ingat pesan ibu.Salam sehat selalu
Salam Literasi
Lusia Wijiatun,S Pd
No pokok anggota PGRI 07030489783
No comments:
Post a Comment