Bahadur
Pahlawan Wanita
Oleh Lusia Wijiatun
Berbeda dengan hari biasanya,hujan yang selalu datang setelah tengah hari.Maka hari ini hujan turun sejak pagi.Namun tidak menghalangi setiap orang untuk berkarya. Begitu juga Bu Widi, iapun berangkat menuju ke tempat tugasnya denagn penuh harapan bahwa para siswanya pun tetap bersemangat seperti dirinya.Itulah salah satu kegiatan rutinnya.
Kegiatan lain yang dilakukan salah satunya adalah belajar melalui group WA, walau terkesan agak lamban.Seperti hari ini, Kamis Menulis terlambat diikutinya,Bu Widi terlalu asik mengerjakan dan mempersiapkan kesiapaan kenaikan pangkatnya. Hingga sore hari baru dibukanya grup WA.
Kamis Menulis ke -18 dengan tema Bahadur, Bu Widi sedikit kaget.Apa itu bahadur?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata bahadur mempunyai arti Pahlawan,satria,gagah berani. Bu Widi akan mengangkat pahlawan,satria wanita yaitu Raden Ajeng Kartini.
Raden Ajeng Kartini dilahirkan pada tanggal 21 April 1879 di Jepara. Beliau adalah anak kelima dari 11 bersaudara. Kartini adalah seorang putri bangsawan terlahir dari pasangan Raden Mas Adipati Sosroningrat dan M.A Ngasirah. Kartini yang bersal dari keluraga bangsawan mendapat kesempatan untuk belajar dan bersekolah di ELS ( Europea Lagere School). Namun sayang karena tradisi jawa pada saat Kartini berumurv 12 tahun ia dipingit di rumah saja.
Ketika bersekolah di ELS Kartini belajar Bahasa Belanda,Oleh kkarena itu beliau mempunyai teman di Belanda dan rajin mengirim surat.
Beberapa temannya, yaitu Rosa Abendanon dan Estelle “Stella” Zeehandelaar. Surat-surat yang ditulisnya lebih banyak berisi keluhan-keluhan tentang kehidupan wanita pribumi yang sulit untuk maju. Kebiasaan wanita harus dipingit dan tidak bebas menuntut ilmu diungkapkan dalam surat-surat Kartini. Menurut Kartini, perempuan harus memperoleh kebebasan dan kesetaraan baik dalam kehidupan maupun di mata hukum.
Walau Kartini tidak diizinkan melanjutkan sekolahnya,orang tuanya tidak melarang untuk menjadi guru. Di rumahnya Kartini mengajar anak-anak perempuan di sekitar rumahnya.
Hingga pada suatu saat ketika Kartini berumur 24 tahun, Beliau dinikahkan dengan K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat. Setelah menikah Kartini ingin menjadi guru dan mendirikan sekolah. Suaminya mendukung untuk mendirikan sekkolah Wanita di Komplek Kamtor Kabupaten Rembang.
Kartini adalah seorang pejuang wanita,beliau mengangkat derajat kaun wanita,sehingga kaum wanita sejajar dengan kaum laki-laki.Namun, sayang Kartini meninggal pada usia 25 tahun setelah melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama Soesalit Djojo Adhiningrat.
Meskipun sudah meninggal, Kartini tetap dikenang, kumpulan surat surat diterbitkan menjadinsebuah buku yang berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang. Kartini sangat berjasa bagi bangsa dan negara, Beliau ditetapkan sebagai Pahlawan Nasuinal. Setiap tanggal 21 April diperingati sebagai hari Kartini.
Biasanya sekolah selalu merayakan dengan kegiatan upacara yang petugasnya Kartini-Kartini masa kini. Dan semua anak perempuan serta ibu guru pun mengenakan pakaian kebaya Kartini. Namun pada masa pandemi ini mungkin nanti mengenakan pakaian kebaya kartini saja dan kegiatan upacara untuk sementara ditiadakan Semoga pandemi cepat berlalu.
Sumber: Buku Kelas 6 Tema 7
Wuih! Ada yang sedang merindukan perayaan Hari Kartini. Yang penting keteladanan nilai perjuangannya, Bu Lusia.
ReplyDeleteYa pak, pastinya begitu,terimakasih sudah berkunjung.
DeletePahlawan yang selalu harus namanya.
ReplyDeleteSiap siap dua bulan lagi, akan ada pakaian daerah yang diperagakan di sekolah sekolah
Ya pak Siap.Terimakasih atas kunjungannya.
DeleteKangen Kartinian ya bu...
ReplyDeleteIya nih,Bu Pipit juga kan!terimkasaih sudah berkunjung.
DeleteKartini pelita negeri pejuang wanita sejati. Mantap bu.
ReplyDeleteya pak, Terimakasih
DeleteSaat-saat yang ditunggu Bu, perayaan Hari Kartini, terutama anak-anak karena mengenakan baju kebaya dan berdandan. Seru.
ReplyDeleteYa bu,benar sekali.Supaya kebaya tetap dilestarikan.
ReplyDelete